post pertama
Senin, 29 April 2013
Sifat Orang Jepang :
1. Orang Jepang menghargai jasa orang lain. Hal ini dibuktikan dengan
ringannya mereka dalam mengatakan arigatoo (terima kasih) ketika mendapat
bantuan orang lain dan tidak meremehi jerih payah orang lain meskipun bantuan
itu tidak seberapa.
2. Orang Jepang menghargai hasil pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan
ucapan otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah).
3. Perlunya setiap orang harus berusaha, dilambangkan
dengan ucapan ganbatte kudasai (berusahalah!).
4. Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah
luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah oleh keadaan yang terkenal dengan
semangat bushido (semangat kesatria). Pada dasarnya, semangat Jepang sangat
dipengaruhi oleh semangat bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan
menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan.
5. Jepang adalah bangsa yang sangat menghargai tradisi dan memegang teguh
kebudayaan yang telah diwariskan oleh pendahulunya.
Kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Dalam arti bangsa Jepang tidak akan pernah puas atas ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka berusaha untuk mencari ilmu baru yang belum mereka kuasai.
Kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Dalam arti bangsa Jepang tidak akan pernah puas atas ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka berusaha untuk mencari ilmu baru yang belum mereka kuasai.
6. Mereka juga mengagungkan tamu, dengan prinsip
mereka “tamu adalah raja”
7. Perasaan tentang 4 Musim (Orang Jepang amat sangat memperhatikan musim dan
menggunakan segala yang terbaik dari musim itu untuk dinikmati)
8. Ramah,meskipun ada sedikit perasaan diskriminasi,
pasti tidak dikeluarkan
9. Kebudayaan makanan yang beragam (Karena ada berbagai musim, maka jenis
makanan juga beragam dan INDAH)
10. Tata Krama (sugoi… hebat memang semua ada tata kramanya)
11. Tahu balas budi (girigatai). Jadi orang Jepang pasti akan membalas kebaikan
yang diterima dan tidak akan lupa (Loyal). sekali dibaiki orang tidak akan
melupakan orang itu.
12. Perhatian
13. Merasa sayang untuk membuang barang. Jadi pasti akan memikirkan apalagi yang bisa
dibuat dari bahan yang dibuang itu - ini bagus untuk lingkunganya
14. Mendetil memperhatikan hal yang kecil-kecil termasuk mengucapkan terima
kasih berkali-kali pada waktu bertemu.
15. Mengekspresikan sesuatu tidak langsung (ambigu)
16. Percaya / di percaya
17. Mengetahui sense / rasa dengan detil
18. Elegan / Anggun
19. Manner waktu makan bagus.
20. Punya budaya baca yang keren dan patut ditiru. Jangan kaget kalau kalian
datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar
penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak
peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk
membaca.
21. Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Contoh banyak
mentri, politikus, dan sebagainya, akan relah “mengundurkan diri” kalau ketahuan korupsi
atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin ke anak-anak
SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau etidakk naik kelas.
Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melatidakr peraturan ataupun
norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
22. Hidup hemat. Orang Jepang punya sikap anti konsumerisme.
23. Suka kerjasama. Orang Jepang dari pada hidup individual,, mereka lebih
senang bekerja sama. Mereka tidak ingin menonjol sendirian,,
24. Taat peraturan. Contoh peratutan lalu lintas adalah suatu contoh nyata.
Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar daripada metidaknggu
pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. terus kalo
pada mau beli karcis, mereka rela ngantri dan tidak akan saling dorong.
Yang Unik di Jepang :
1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehitidak
sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan
yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan
yang berarti “kurushii / sengsara.
2. Orang Jepang suka angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen.
Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan
sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar =
Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).
3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali
menampilkan hal-hal yang seram (hantu).
4. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf
Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari
kolom paling kanan ke arah kiri. Sehitidak bagian depan dan belakang buku
berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).
5. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal,
melainkan harus memakai hanko / inkan / cap. Jadi satu orang kadang memiliki
beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang
dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, dsb.
6. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini
bacanya bagaimana? Kalau di Jepang saat di perlukan tanda tangan (misalnya di
paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehitidak bisa
terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan
sedemikian hitidak tidak bisa ditiru / dibaca oleh orang lain.
7. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.
8. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di
Indonesia di-service.
9. Jika naik taxi di Jepang, pintu di buka dan ditutup oleh supir. Penumpang
dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
10. Pernah tidak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”…. dengan jari tangannya?
Kalau kalian perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang
Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking
ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya,
kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara
menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk
/ ditutupkan ke telapak tangan.
11.Sepeda tidak boleh
dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun
dan anak yang di boncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang
saja yang diboncengkan. Bila dilatidakr, dendanya maksimal 20 ribu yen.
12. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena
sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri
di kanan kalo kita tidak langsung naik.
13. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir-traktiran bukan budaya pacaran
Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar
sendiri-sendiri.
14. Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya
ketemuan di stasiun.
15. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu di tidak sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah
diijinin.
16. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali
kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuki desu” buat ngungkapin kalo
mereka sayang sama pacarnya.
17. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan
90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti
kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan
Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita
akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.
18. Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya
tumbuh
sekali setahun
Langganan:
Postingan (Atom)